Sebelumnya
mungkin memang aku yang paling ahli untuk bersikap cuek, tapi tidak
lagi setelah mengenalmu. Aku hanya selalu berusaha agar topik
pembicaraan kita tidak pernah habis, walau terkadang juga sering kurang
asik; garing. Katamu.
Iya, kamu selalu saja bilang seperti itu. Entah waktu aku masih ngelucu, ataupun memujimu. Itu semua semata-semata hanya karena aku betah berlama-lama bercakap denganmu. Mau sekadar lewat pesan singkat, atau langsung menatap ke kedua bola matamu. Bagiku, tak ada percakapan yang biasa, semuanya terasa begitu luar biasa.
Karena disitulah aku menemukan bahagiaku sendiri, yang ada pada diri kamu. Kamu tidak perlu menjadi seperti orang lain, cukup menjadi kamu saja, aku sudah merasa beruntung memilikimu. Kamu juga tidak perlu merasa minder jika hendak bertemu denganku, bagaimanapun kamu, tetap kamu yang tercantik dimataku, tetap kamu alasan sederhana dari bahagiaku.
Selasa, 25 Februari 2014
Rabu, 19 Februari 2014
Selasa, 18 Februari 2014
Minggu, 09 Februari 2014
Yang Tidak Aku Ketahui Sekarang
Yang tidak aku ketahui sekarang adalah,
kapan aku akan berhenti untuk memperjuangkanmu?
Bisa sekarang, esok, atau tidak untuk selamanya.
Semuanya kembali pada,
'seberapa pantas kamu untuk diperjuangkan'
kapan aku akan berhenti untuk memperjuangkanmu?
Bisa sekarang, esok, atau tidak untuk selamanya.
Semuanya kembali pada,
'seberapa pantas kamu untuk diperjuangkan'
Langganan:
Postingan (Atom)