Taukah kamu, kalau aku menyempatkan semua waktuku hanya untuk bisa deket ke kamu. Sesempit apapun waktu itu, aku akan berusaha untuk memanfaatkannya. Tapi apa balasan darimu, nothing. Disemester 2 ini aku udah mempersiapkan semuanya. Aku sengaja ngambil jam kuliah dari senin sampai kamis aja, dan jumat sabtu minggunya libur, itu biar aku bisa balik Pekalongan setiap minggunya. Aku ingin 3 hari itu bener-bener bisa aku manfaatin. Bisa menghabiskan waktu bareng keluarga, bareng temen, buat basket, dan juga kamu.
Tapi selalu aja yang jadi kendala itu sama kamu. Padahal semua waktu luangku di Pekalongan itu pasti aku sisihkan waktu buat kamu. Dan aku berharap bisa bareng kamu, sekedar bertatap muka, satu jam saja, itu udah cukup. Kamu yang selalu bilang nggak bisa, entah acara sekolah, bareng temen, atau kerja kelompok. Apa dari 3 hari itu nggak ada satu jampun waktu luang. Sesibuk itukah kamu? Apa kamu males buat sekedar bertemu aku. Entahlah. Yang jelas ya emang susah buat nyesuainnya.
Aku juga manusia biasa, yang ada batas sabarnya. Aku nggak bisa terus-terusan memendam rindu ini, dan aku juga nggak bisa terus-terusan menunggu gini, tanpa kepastian. Yang mengalir seperti air tanpa tau ujungnya, menggantung. Jenuh. Ini itu pdkt ku terlama sepanjang sejarahku. Andai diwaktu dulu, aku nggak bakalan mau buat nunggu untuk sekian lamanya hanya untuk seseorang. Bagiku dulu hanya membuang waktu percuma, sia-sia dan hanya perbuatan bodoh. Tapi aku yang sekarang mengerti, mengerti akan perjuangan, pengorbanan untuk mendapatkan seseorang. Tapi tetep aja ya manusia biasa, ada batasnya. Sampai kelak batas sabarku tiba, aku akan pergi.
Tapi selalu aja yang jadi kendala itu sama kamu. Padahal semua waktu luangku di Pekalongan itu pasti aku sisihkan waktu buat kamu. Dan aku berharap bisa bareng kamu, sekedar bertatap muka, satu jam saja, itu udah cukup. Kamu yang selalu bilang nggak bisa, entah acara sekolah, bareng temen, atau kerja kelompok. Apa dari 3 hari itu nggak ada satu jampun waktu luang. Sesibuk itukah kamu? Apa kamu males buat sekedar bertemu aku. Entahlah. Yang jelas ya emang susah buat nyesuainnya.
Aku juga manusia biasa, yang ada batas sabarnya. Aku nggak bisa terus-terusan memendam rindu ini, dan aku juga nggak bisa terus-terusan menunggu gini, tanpa kepastian. Yang mengalir seperti air tanpa tau ujungnya, menggantung. Jenuh. Ini itu pdkt ku terlama sepanjang sejarahku. Andai diwaktu dulu, aku nggak bakalan mau buat nunggu untuk sekian lamanya hanya untuk seseorang. Bagiku dulu hanya membuang waktu percuma, sia-sia dan hanya perbuatan bodoh. Tapi aku yang sekarang mengerti, mengerti akan perjuangan, pengorbanan untuk mendapatkan seseorang. Tapi tetep aja ya manusia biasa, ada batasnya. Sampai kelak batas sabarku tiba, aku akan pergi.
Aku nggak minta waktu seminggu dalam sebulan, aku nggak minta waktu sehari dalam seminggu, aku juga nggak minta waktu 24 jam dalam sehari. Aku cuman minta 1 jam saja dari kesibukanmu. Atau bahkan hanya 30 menit saja itu udah cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar